Program Cetak Sawah Baru Jadi Angin Segar bagi Petani Sigi

 Program percetakan sawah baru di Kabupaten SigiSulawesi Tengah, menjadi angin segar bagi petani di daerah itu. Program ini membuka peluang baru bagi peningkatan produksi pangan, terutama di wilayah yang selama ini bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber utama penghidupan.

Kabupaten Sigi tercatat sebagai daerah dengan usulan cetak sawah baru terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah, yakni mencapai 1.200 hektare. Namun hingga pertengahan Oktober 2025, realisasi di lapangan baru mencapai 303 hektare atau sekitar 25 persen dari target.

Selain Sigi, beberapa kabupaten lain juga mengikuti program ini, antara lain Buol dengan 1.000 hektare, Morowali Utara 982,25 hektare, Tojo Unauna 635 hektare, Parigi Moutong 421 hektare, Donggala 800 hektare, dan Tolitoli 110 hektare.

Ketua Kelompok Tani Bunga Padi di Desa Sidondo IV, Kecamatan Sigi Kota, Radiman, menjelaskan bahwa saat ini di wilayahnya sedang dilakukan pembuatan terasering di lahan seluas 35 hektare, yang dikerjakan oleh dua kelompok tani dengan total lebih dari 30 petani.

“Yang perlu digarisbawahi, kami bukan yang menawarkan diri untuk ikut program ini. Pemerintahlah yang datang menawarkan kepada kami untuk mengikuti program cetak sawah baru. Karena itu, kami berharap apa yang dijanjikan benar-benar diwujudkan. Namanya percetakan sawah baru, berarti lahan yang dibuka harus benar-benar bisa ditanami padi,” ujar Radiman.

Ia menambahkan, lahan yang digunakan merupakan milik satu orang warga yang mempercayakan pengelolaannya kepada petani setempat. Para petani juga telah menandatangani perjanjian di atas materai sebagai bentuk keseriusan mereka terhadap program ini.

Namun, Radiman menyoroti soal transparansi anggaran. Menurutnya, papan proyek di lapangan tidak mencantumkan nilai dana yang digunakan, sehingga menimbulkan pertanyaan di kalangan petani.

“Transparansi itu penting. Kami sempat melihat pekerjaan di lapangan terhenti beberapa hari, makanya kami bertanya-tanya apakah dananya sudah habis. Karena di papan proyek tidak ada anggaran tertulis,” ucapnya.

Radiman berharap pemerintah terus mendampingi petani hingga lahan benar-benar produktif. Ia juga memuji peran aktif penyuluh pertanian yang terus mengawal kegiatan di lapangan.

“Alhamdulillah, penyuluh dan kepala BPP di Sigi Kota sangat aktif. Hampir 24 jam mereka bersama kami di lapangan. Kami berharap setelah lahan siap, ketersediaan benih dan pupuk juga lancar agar petani bisa bekerja sesuai target pemerintah untuk menjadikan Sigi sebagai lumbung pangan daerah,” katanya.

Menanggapi pernyataan Kepala Dinas Pertanian yang menargetkan penanaman sudah bisa dimulai dalam minggu depan dengan menerapkan sistem bertahap, misalnya di Desa Sidondo IV dari total 35 hektare lahan baru 10 hektare yang siap ditanami, para petani di Sidondo IV menyatakan keberatan.

More From Author

WABUP SIGI SAMUEL PONGI MEMIMPIN RAPAT SAKIP UNTUK MEMPERKUAT BIROKRASI PEMERINTAHAN

PEMDA SIGI MELAKSANAKAN STUDI TIRU DI KABUPATEN BARRU SULSEL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *